Jumat, 28 Agustus 2009

JANGAN ENGKAU TANYAKAN

Assalamu'alaikum wr wb


Perjalanan spiritual dan pengalaman spiritual yang akan saya ceritakan ini, semoga menjadikan kita semua ingat akan apa hakikat hidup dan kehidupan, untuk apa dan bagaimana menjalaninya.

Oleh-oleh yang saya berikan kepada pengunjung ketika saya melaksanakan umroh tahun 2005 dan menjalankan ibadah haji tahun 2007 sekedar berbagi kenikmatan dan berharap agar mempertebal niat dan keinginan untuk berziarah ke tanah suci.

Dengan anda membaca semua kisah dan perjalanan spiritual saya ini, jangan bertanya kepada saya bagaimana Allah menurunkan keberkahan dan kenikmatan yang sungguh luar biasa kepada saya. Jangan.....

Jangan pula ditanyakan kepada saya, resep-resepnya, sebab semuanya itu berasal dari Allah. Bukan dari jerih payah saya. Bukan pula dari amalan saya dalam beribadah kepadadNYa.

Cukup bagi anda untuk menguatkan hati, menata niat suci untuk menjalankan semua perintah Allah dengan lega dan ikhlas. Jangan engkau paksakan dan berniat yang lain kecuali hanya kepada Allah semua yang kita tuju. bukan yang lain.

Ya Allah....sembah sujudku hanya kepadaMu. Pengabdianku hanya kepadaMu. Keberkahan hanya milikMU dan segala kenikmatan berasal dariMU. Hamba hanya menjalankan perintahMu dan menapaki jalan Nabiku. wassalam

Di GANDENG NABI

Selesai melakukan thawaf, saya pun langsung hendak menunaikan Sa'i di bukit Safa dan Marwah. Meski tidak seramai musim haji, namun kegiatan ibadah umroh dibulan Ramadhan sangat sesak.

Saat selesai melakukan 1 putaran bolak balik dari bukit Safa dan Marwah, tiba-tiba saya merasakan ada
seseorang berjalan di sebelah kanan. Hati ini berdebar kencang. Subahanallah !!

Ternyata Rasulullah datang dengan tiba-tiba dan langsung menggapit tangan saya dan ikut menemani Sa'i. Terasa Sejuk sentuhan tangan beliau.

Beliau juga menceritakan pada saat tahap-tahapan untuk bissa mencintai dan merindukan Nabi dengan tutur kata yang lembuk dan menyejukkan.

Sungguh saya bersyukur pada Allah atas kenikamatan yang tiada tara itu. Memang ketika saya masih di masjid Nabawi dulu, beliau berjanji akan menemani saya. Subhanallah !!

Ya Allah, sungguh bodohlah jika hamba ini tidak mensyukuri atas semua kenikmatan yang Engkau limpahkan pada diri hambaMU yang bodoh dan kerdil ini. Dan sangat nistalah hamba ini jika tidak mengabdi hanya kepadaMU.


Rabu, 26 Agustus 2009

AKU MELIHAT KEHEBATAN KA'BAH

Entah sudah hari ke berapa di Mekkah, namun yang saya ingat pengalaman ini terjadi siang hari, beberapa menit selepas sholat dzuhur. Setelah berdo'a, saya duduk-duduk di lantai terdepan masjid beberapa meter di depan Ka'bah.

Saya pandangi Ka'bah yang tidak sepi dari kegiatan thawaf. Pikiran dan hati saya fresh kala itu. Entah sadar atau tidak saya berguman sendiri.

" Ya Allah, apa sih hebatnya Ka'bah ? "

Subhanallah, saya kaget. Lalu saya istighfar sebanyak-banyaknya memohon ampunan atas pertanyaan saya yang "kurang ajar" dan tidak tahu diri. Tapi, sekali lagi Allah menampakkan pada saya Rahman dan RahimNya.

Ketika mata saya belum lepas dari memandang Kabah, tiba-tiba saja di atas sekeliling Ka'bah saya melihat ada banyak orang membawa semacam kitab. Mereka semua berpakaian sama. Putih-Putih.

Untuk kesekian kalinya, karena saya orang yang benar-benar bodoh, saya kembali bertanya pada Allah.

" Ya Allah....siapakah mereka dan sedang apa ? ".

Dan tidak berapa lama, ada suara sayup-sayup kayaknya menerangkan apa yang menjadi pertanyaan saya. Sayapun mengangguk tanpa paham.

Lalau saya melihat, banyak "orang" yang ikut thawaf mengelilingi Ka'bah. Melihat hal itu, sayapun bertanya pada Allah

" Ya Allah, siapakah mereka dan sedang apa mereka ? "

Sayapun mendapat keterangan tentang keberadaan makhluk yang ikut thawaf bersama jamaah yang sesungguhnya.

Beberapa menit kemudian, saya melihat banyak sekali "orang" yang berdzikir di sekitar Ka'bah, yang kira-kira jaraknya 30 meter dari "orang " yang sedang thawaf.

Subahanallah, aku sudah saksikan kehebatan lingkungan Ka'bah dan puji syukur padaMu Ya Allah yang memberikan kemudahan hambaMu dalam melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain. Sujud sembahku hanya padaMu.

JIKA SETAN SUDAH DIBELENGGU

Karena langkah saya ringan dan enjoy, akhirnya saya bisa nyusul teman-teman. Dalam perjalanan biasa saja, tidak ada suatu kejadian yang unik dan aneh. Namun ketika hendak melempar kerikil ke tugu "setan", ada kejadian aneh.

Persis ketika berada di depan tugu setan yang pertama, pada saat tangan ini hendak bergerak melempar kerik
il, sayup-sayup telinga saya mendengar suara halus.

" Engkau lihat, jika setan sudah dibelenggu, en
gkau bisa berbuat apapun semaumu pada dia. Mau engkau ludahi, mau engkau telanjangi atau mau engkau lempari, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Dia tidak memliki sedikitpun kekuatan untuk membalasmu. Engkau lihat, dia sangat lemah..... "

Entah sadar atau tidak, waktu itu saya menganggukkan kepala. Kemudian saya bertanya dalam bathin.

" Ya Rabb...kekuatan apakah yang bisa membuat setan terbelenggu tidak berdaya ?" Pertanyaannya tolol ya ? Memang saya wong bodho.....

Tiba-tiba saya mendengar lagi suara sayup-sayup namun tegas dan hanya satu kata.

" Iman ! "

Subhanallah, puji syukur hanya kepadamu Ya Allah.....Engkau telah berikan satu tongkat pegangan bagi hambaMu yang lemah ini

BANYAK MAYAT DI TEROWONGAN MINA

Hari itu, saya bersama rombongan kecil yang berjumlah 7 orang hendak melakukan jumroh. Saya keluar tenda bersama-sama. Sampai kira-kira 20 meter sebelum masuk bibir terowongan mina, saya berhenti atau memang kaki saya tidak mau digerakkan lagi, saya tidak tahu persis.

Saya diam terpaku menatap terowongan mina di depan saya. Saya mulai merasakan pasti ada sesuatu ini. Sementara teman-teman yang lain meninggalkan saya sendirian yang
terpaku di jalanan. Apa yang saya rasakan benar adanya.

Tiba-tiba saja, saya melihat banyak sekali mayat yang menumpuk di bibir terowongan. Hati saya langsung menjerit dan beristighfar. Subhanallah, ada apa ini ya Rabb...... Lagi-lagi saya hanya bisa menangis. Lha yang heran saya mencium bau yang sangat wangi.

Kakiku bergetar, nadiku berdetak tak karuan. Aku tarik nafas panjang supaya gejolak hatiku bisa tenang. Lalu saya mengangkat kedua belah tangan saya, berdo'a.

" Ya Allah....pada hari ini, umat Rasulullah memenuhi panggilanmu untuk beribadah haji. Hamba memohonkan kepadaMu Ya Rabb, berikanlah keselamatan dan kelancaran bagi saudaraku dalam menunaikan ibadah haji ini.
Jikapun untuk keperluan itu, hamba harus menggadaikan pahala ibadah haji hamba dan tidak Engkau catat telah beribadah haji, hamba ikhlas.

Toh saya dalam menjalankan ibadah haji tidak pernah mengharapkan pahala dan tidak membutuhkan pahala. Ya Allah.... Engkau Maha Tahu, yang hamba butuhkan hanyalah Engkau, bukan yang lain ".

Sesudah mengucapkan do'a itu, hati menjadi tentram dan saya melangkahkan kaki lebih enjoy, lebih banyak tersenyum sebab hati ini sudah sangat lega.

Di Depan Pusara Syuhada Uhud

Turun dari bis, seluruh organ tubuhku bergetar. Aku tebarkan pandanganku ke arah sebuah bukit kesayangan Nabiku, bukit Uhud dimana kaki Nabiku pernah menginjaknya sehingga bukit itupun bergetar.

Salah seorang teman jamaah mengajak saya untuk mendekati sebuah pagar besi yang menjulang tinggi sebagai garis batas dari makam para syuhada uhud. Wong diajak temen ya aku mau saja, meski perasaanku makin tidak karuan. Dan benar....Ya Allah...Ya Karim....

Begitu sudah dekat , aku diam terpaku di depan pusara para syuhada uhud. Tiba-tiba saja dalam pandangan mataku, ada sebuah layar berwarna putih yang sangat besar sekali persis di depan saya. Kayak layar tancep.

Dan aku saksikan sebuah tontonan pertempuran dahsyat dengan debu yang beterbangan kesana kemari akibat dari kaki- kaki kuda dan unta berlarian. Ya Rabb.....inikah yang dinamakan perang hud ? Sungguh, aku menyaksikan sebuah epos, peperangan antara kaum muslimin dan kaum kafir. Dan.....

Kulihat seorang yang berbadan tegap naik kuda begitu gagah namun dadanya dipenuhi puluhan panah dan beberapa tombak. Dia terluka parah, tapi nampaknya tak dihiraukan. Dia menerjang ke barisan musuh dengan gagah berani.

Saya seolah paham dan mengerti betul siapa sang perwira yang gagah berani itu. Hatiku yakin bahwa orang itu adalah paman Nabiku, penghulu para syuhada uhud. Yah....itu adalah paman Hamzah.

Melihat adegan itu, aku menangis sesenggukan, sampai temanku terheran-heran.

" Ya Allah....Islam tegak dengan perjuangan yang demikian berat, memakan korban syuhada tak terkira. Oh... Begitu besar pengorbanan para sahabat Nabi dalam membela dan menegakkan agama tauhid ini. "

Dan sekarang, sepeninggal Nabi dan para sahabat, umat tercerai berai tergoda oleh gemerlapnya semua kekuasaan. Lupa akan semua pesan Nabinya. Siapa yang mau dan ikhlas mengingat umat ? Siapa ????

Kalau teringat itu semua, saya sering menangis sendirian di tengah malam. Saya selalu berdo'a pada Allah memintakan ampunan bagi saudaraku yang tengah lalai, saling berkelahi dengan saudaranya yang seiman.

Jika sudah larut dalam tangisan, maka yang terbayang dalam hatiku adalah Rasulullah. Teringat Rasulullah, pasti sangat sulit bagiku untuk menahan air mata untuk keluar.


Selasa, 25 Agustus 2009

ILMU BERDO'A

Ketika saya melaksanakan ibadah umroh dan haji, kalau boleh menamakan pengalaman spiritual sebagai suatu pengetahuan maka ada 4 pengetahuan yang hadapi. Pertama, Arti Sebuah Keikhlasan, Pengetahuan tentang Do'a yang makbul, Pengetahuan tentang Niat. Pengetahuan tentang Hawa Nafsu dan Pengetahuan tentang Kasih Sayang.

Kalau boleh saya bilang, yang saya alami ketika berkesempatan berada di Hijr Ismail maupun di Raudah, Allah memberikan petunjuk tentang do'a yang makbul atau lebih luwesnya di sebut Ilmu berdo'a. Dengan pengetahuan inilah saya semakin gamblang memaknai sebuah do'a dan permohonan.

Alhamdulillah, saya bisa masuk ke Hijr Ismail waktu ibadah umroh tidak perlu berdesakkan. Setelah saya sholat, saya lantas berdo'a. Keinginan saya waktu itu berlama-lama, mengulang-ulang do'a sampai saya puas. Sebab kata bpk Kyai atau pak ustadz bahwa Hijr Ismail merupakan salah satu tempat yang mustajab / makbul do'a nya.

Saya yang bodoh ya...percaya saja. Makanya saya mau berlama-lama di Hijr Ismail. bahasa jawanya "tak pol-pol ke leke dongo" baik do' a bagi keperluan saya sendiri maupun do'a-do'a titipan. Sementara saya tahu bahwa jamaah lain juga banyak yang menunggu giliran.

Ketika beberapa saat setelah menengadahkan kedua tangan saya berdo'a, sayup-sayup saya menangkap suara lirih.

" Engkau salah mengerti. Terkabulnya sebuah do'a bukan karena tempat, tapi Allah lah yang mengabulkannya, tidak peduli engkau berada di tempat apa...".

Subhanallah, saya segera keluar dari Hijr Ismail dengan kepala tunduk dan menangis sesenggukkan. Ya Rabb.... aku bersyukur kepadaMu atas titipan Iman dalam qolbuku dan sungguh Rahman dan Rahim Engkau telah aku saksikan. Di sini di tanah suci, bumi kelahiran Nabiku.